Kitab Hadits Shahih Muslim |
Al-Jami' atau biasa di kenal dengan Kitab Shahih
Muslim merupakan kitab (buku) koleksi hadits yang disusun oleh Imam Muslim
(nama lengkap: Abul Husain Muslim bin al-Hajjaj al-Naisaburi) yang hidup antara
202 hingga 261 hijriah. Ia merupakan murid dari Imam Bukhari.
Shahih Muslim, demikian kitab ini dikenal oleh kaum
muslimin. Nama asli kitab ini adalah Al-Musnad Ash-Shahih Al-Mukhtashar
Minas-Sunan Bin-Naqli Al-‘Adl ‘Anil ‘Adl ‘An Rasulillah. Dalam
bahasa kita kurang lebih maknanya, ‘Hadits shahih yang bersambung rantai
sanadnya, teringkas dari hadits-hadits (yang sangat banyak), dari penukilan
orang-orang yang terpercaya, sampai kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wassalam’.
Shahih Muslim memuat hadits-hadits shahih yang
merupakan saringan dari sejumlah 300.000 hadits yang dihafal dan dianggap
shahih oleh Al Imam Muslim rahimahullah. Dari sejumlah besar hadits itu, beliau
memilih 3030 hadits, atau dalam pendapat lain 4000 hadits tanpa pengulangan.
Bila dihitung dengan pengulangannya berjumlah sekitar 10.000 hadits.
Dengan penuh kesungguhan, beliau rahimahullah
menulis kitab Shahih ini selama sekitar 15 tahun. Imam Muslin telah mengerahkan
seluruh kemampuannya untuk meneliti dan mempelajari keadaan para perawi,
menyaring hadits-hadits yang diriwayatkan, serta membandingkan riwayat-riwayat
itu satu sama lain. Beliau sangat teliti dan hati-hati dalam memilih
lafazh-lafazh hadits yang ingin beliau cantumkan. Lebih dari itu, beliau
memberikan isyarat adanya perbedaan antara lafazh tersebut. Maka akhirnya lahirlah
kitab Shahih ini.
Tentang ketelitian beliau ini, tersirat dari
ungkapan beliau sendiri, “Tidaklah aku mencantumkan sebuah hadits dalam kitabku
ini, melainkan dengan alasan. Tidak pula aku menggugurkan suatu hadits,
melainkan dengan alasan pula.” Demikianlah. Sebuah kitab yang agung, luas dan
dalam kandungan maknanya. Seolah laut lepas tak bertepi. Imam Muslim
rahimahullah pernah berkata, sebagai ungkapan kebahagiaan beliau, “Apabila
penduduk bumi ini menulis hadits selama 200 tahun, maka usaha mereka hanya akan
berputar-putar di sekitar kitab musnad (shahih) ini.”
Kitab Shahih Muslim memiliki karakteristik
tersendiri, berbeda dengan metode Imam Al Bukhari. Imam Muslim tidak
mencantumkan judul-judul dalam setiap pokok bahasan untuk menegaskan pelajaran
yang terdapat dalam hadits yang beliau sebutkan. Namun, beliau lebih memilih
untuk menyebutkan tambahan-tambahan lafazh pada hadits pendukungnya. Sehingga,
dalam menuliskan satu hadits pokok, beliau tambahkan hadits-hadits penguat lain
untuk menjelaskan kandungan ilmu dari hadits tersebut. Sederhananya, beliau
ingin menjelaskan hadits dengam hadits yang lain.
Adapun Imam Al Bukhari, beliau menyebutkan judul
bab untuk mengungkap kandungan hadits, tanpa menyebutkan hadits penguatnya.
Imam Al Bukhari memotong hadits sesuai dengan tema bab. Sementara Imam Muslim
menuliskan satu hadits secara utuh. Sehingga, kita akan sering menemui
pengulangan satu hadits dalam Shahih Al Bukhari. Walaupun dua kitab ini berbeda
dalam sistematika penyusunannya, namun Imam Muslim banyak terpengaruhi oleh
metode penulisan gurunya, Imam Al Bukhari.
Shahih Muslim terbagi menjadi beberapa kitab dimana
tiap kitab terdiri dari beberapa bab. Judul bab tersebut menunjukkan fiqih Imam
Muslim terhadap hadits-hadits yang termuat di dalamnya. Shahih Bukhari bersama
dengan kitab Shahih Muslim disebut sebagai ash-Shahihain (Dua Kitab Shahih
rujukan utama). Dalam menyusun kitab Shahihnya, Imam Muslim tidak memberikan
nomor. Di kemudian hari ditambahkan nomor pada Shahih Muslim untuk memudahkan
perujukan hadits, sebagaimana dikemukakan berikut:
Penomoran al-Alamiyah (5362)
Perujukan hadits pada penomoran al-Alamiyah
berdasarkan sanad hadits. Setiap sanad dihitung satu hadits.
Penomoran Abdul Baqi (3033)
Perujukan hadits berdasarkan penomoran yang
diberikan oleh Abdul Baqi ketika mentahqiq (memeriksa, mengoreksi, menyunting,
menomori hadits) Shahih Muslim. Penomoran dia berdasarkan hadits yang serupa.
Ia menghitung setiap hadits yang serupa sebagai satu hadits. Penomoran dia
banyak digunakan dalam penulisan kitab, buku, dan artikel keislaman.
*Penulisan: HR Muslim (nomor hadits), maksudnya
adalah hadits riwayat Imam Muslim dalam Shahihnya pada nomor yang disebutkan.
Perbedaan penomoran menjadikan perbedaan
perhitungan jumlah hadits dalam Shahih Muslim. Menurut penomoran al-Alamiyah,
terdapat 5362 hadits dalam Shahih Muslim. Sedangkan menurut Abdul Baqi, ada
3033 hadits. Perbedaan ini timbul karena penomoran al-Alamiyah menghitung
setiap sanad hadits sebagai satu hadits; sedangkan penomoran Abdul Baqi
menghitung setiap hadits yang serupa sebagai satu hadits, walaupun hadits
tersebut mempunyai beberapa sanad. Oleh sebab itu, jumlah hadits menurut
penomoran al-Alamiyah menjadi lebih banyak daripada menurut Abdul Baqi.
Susunan Bab Shahih Muslim
Pendahuluan
Iman
Bersuci
Haid
Shalat
Masjid Dan Lokasi Shalat
Shalat Musafir dan Meng-qasarnya
Shalat Jum’at
Shalat Ied
Salat Istisqa’ (minta hujan)
Gerhana
Jenazah
Zakat
Puasa
Iktikaf
Haji
Nikah
Penyusuan
Talak
Sumpah Li’an
Memerdekakan Budak
Jual Beli
Faraid
Hibah
Wasiat
Nazar
Sumpah
Tentang Sumpah, Kelompok Penyamun, Kisas Dan Diyat
Hudud
Peradilan
Barang Temuan
Jihad dan Ekspedisi
Pemerintahan
Hewan Buruan, Hewan Sembelihan Dan Hewan Yang Boleh
Dimakan
Qurban
Minuman
Pakaian dan Perhiasan
Adab
Ucapan Salam
Lapal-Lapal
Kesopanan dan lainnya
Syair
Mimpi
Keutamaan
Beberapa Perkara
Keutamaan
Sahabat
Kebajikan,
Silaturahmi Dan Adab Sopan Santun
Takdir
Ilmu
Zikir, Doa,
Tobat Dan Istigfar
Tobat
Sifat Orang
Munafik Dan Hukum Tentang Mereka
Keadaan Hari
Kiamat, Surga Dan Neraka
Bentuk
Kenikmatan Surga Dan Penghuninya
Cobaan Dan
Tanda-Tanda Hari Kiamat
Zuhud Dan
Kelembutan Hati
Tafsir
Penerbit: Pustaka As-Sunnah
Rp 275.000,-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar