Rabu, 07 Oktober 2015

Kitab Hadits Shahih Muslim

Kitab Hadits Shahih Muslim
Kitab Hadits Shahih Muslim



Al-Jami' atau biasa di kenal dengan Kitab Shahih Muslim merupakan kitab (buku) koleksi hadits yang disusun oleh Imam Muslim (nama lengkap: Abul Husain Muslim bin al-Hajjaj al-Naisaburi) yang hidup antara 202 hingga 261 hijriah. Ia merupakan murid dari Imam Bukhari.

Shahih Muslim, demikian kitab ini dikenal oleh kaum muslimin. Nama asli kitab ini adalah Al-Musnad Ash-Shahih Al-Mukhtashar Minas-Sunan Bin-Naqli Al-‘Adl ‘Anil ‘Adl ‘An Rasulillah. Dalam bahasa kita kurang lebih maknanya, ‘Hadits shahih yang bersambung rantai sanadnya, teringkas dari hadits-hadits (yang sangat banyak), dari penukilan orang-orang yang terpercaya, sampai kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam’.

Shahih Muslim memuat hadits-hadits shahih yang merupakan saringan dari sejumlah 300.000 hadits yang dihafal dan dianggap shahih oleh Al Imam Muslim rahimahullah. Dari sejumlah besar hadits itu, beliau memilih 3030 hadits, atau dalam pendapat lain 4000 hadits tanpa pengulangan. Bila dihitung dengan pengulangannya berjumlah sekitar 10.000 hadits.

Dengan penuh kesungguhan, beliau rahimahullah menulis kitab Shahih ini selama sekitar 15 tahun. Imam Muslin telah mengerahkan seluruh kemampuannya untuk meneliti dan mempelajari keadaan para perawi, menyaring hadits-hadits yang diriwayatkan, serta membandingkan riwayat-riwayat itu satu sama lain. Beliau sangat teliti dan hati-hati dalam memilih lafazh-lafazh hadits yang ingin beliau cantumkan. Lebih dari itu, beliau memberikan isyarat adanya perbedaan antara lafazh tersebut. Maka akhirnya lahirlah kitab Shahih ini.

Tentang ketelitian beliau ini, tersirat dari ungkapan beliau sendiri, “Tidaklah aku mencantumkan sebuah hadits dalam kitabku ini, melainkan dengan alasan. Tidak pula aku menggugurkan suatu hadits, melainkan dengan alasan pula.” Demikianlah. Sebuah kitab yang agung, luas dan dalam kandungan maknanya. Seolah laut lepas tak bertepi. Imam Muslim rahimahullah pernah berkata, sebagai ungkapan kebahagiaan beliau, “Apabila penduduk bumi ini menulis hadits selama 200 tahun, maka usaha mereka hanya akan berputar-putar di sekitar kitab musnad (shahih) ini.”

Kitab Shahih Muslim memiliki karakteristik tersendiri, berbeda dengan metode Imam Al Bukhari. Imam Muslim tidak mencantumkan judul-judul dalam setiap pokok bahasan untuk menegaskan pelajaran yang terdapat dalam hadits yang beliau sebutkan. Namun, beliau lebih memilih untuk menyebutkan tambahan-tambahan lafazh pada hadits pendukungnya. Sehingga, dalam menuliskan satu hadits pokok, beliau tambahkan hadits-hadits penguat lain untuk menjelaskan kandungan ilmu dari hadits tersebut. Sederhananya, beliau ingin menjelaskan hadits dengam hadits yang lain.

Adapun Imam Al Bukhari, beliau menyebutkan judul bab untuk mengungkap kandungan hadits, tanpa menyebutkan hadits penguatnya. Imam Al Bukhari memotong hadits sesuai dengan tema bab. Sementara Imam Muslim menuliskan satu hadits secara utuh. Sehingga, kita akan sering menemui pengulangan satu hadits dalam Shahih Al Bukhari. Walaupun dua kitab ini berbeda dalam sistematika penyusunannya, namun Imam Muslim banyak terpengaruhi oleh metode penulisan gurunya, Imam Al Bukhari.

Shahih Muslim terbagi menjadi beberapa kitab dimana tiap kitab terdiri dari beberapa bab. Judul bab tersebut menunjukkan fiqih Imam Muslim terhadap hadits-hadits yang termuat di dalamnya. Shahih Bukhari bersama dengan kitab Shahih Muslim disebut sebagai ash-Shahihain (Dua Kitab Shahih rujukan utama). Dalam menyusun kitab Shahihnya, Imam Muslim tidak memberikan nomor. Di kemudian hari ditambahkan nomor pada Shahih Muslim untuk memudahkan perujukan hadits, sebagaimana dikemukakan berikut:

Penomoran al-Alamiyah (5362)
Perujukan hadits pada penomoran al-Alamiyah berdasarkan sanad hadits. Setiap sanad dihitung satu hadits.

Penomoran Abdul Baqi (3033)
Perujukan hadits berdasarkan penomoran yang diberikan oleh Abdul Baqi ketika mentahqiq (memeriksa, mengoreksi, menyunting, menomori hadits) Shahih Muslim. Penomoran dia berdasarkan hadits yang serupa. Ia menghitung setiap hadits yang serupa sebagai satu hadits. Penomoran dia banyak digunakan dalam penulisan kitab, buku, dan artikel keislaman.

*Penulisan: HR Muslim (nomor hadits), maksudnya adalah hadits riwayat Imam Muslim dalam Shahihnya pada nomor yang disebutkan.

Perbedaan penomoran menjadikan perbedaan perhitungan jumlah hadits dalam Shahih Muslim. Menurut penomoran al-Alamiyah, terdapat 5362 hadits dalam Shahih Muslim. Sedangkan menurut Abdul Baqi, ada 3033 hadits. Perbedaan ini timbul karena penomoran al-Alamiyah menghitung setiap sanad hadits sebagai satu hadits; sedangkan penomoran Abdul Baqi menghitung setiap hadits yang serupa sebagai satu hadits, walaupun hadits tersebut mempunyai beberapa sanad. Oleh sebab itu, jumlah hadits menurut penomoran al-Alamiyah menjadi lebih banyak daripada menurut Abdul Baqi.

Susunan Bab Shahih Muslim
Pendahuluan
Iman
Bersuci
Haid
Shalat
Masjid Dan Lokasi Shalat
Shalat Musafir dan Meng-qasarnya
Shalat Jum’at
Shalat Ied
Salat Istisqa’ (minta hujan)
Gerhana
Jenazah
Zakat
Puasa
Iktikaf
Haji
Nikah
Penyusuan
Talak
Sumpah Li’an
Memerdekakan Budak
Jual Beli
Faraid
Hibah
Wasiat
Nazar
Sumpah
Tentang Sumpah, Kelompok Penyamun, Kisas Dan Diyat
Hudud
Peradilan
Barang Temuan
Jihad dan Ekspedisi
Pemerintahan
Hewan Buruan, Hewan Sembelihan Dan Hewan Yang Boleh Dimakan
Qurban
Minuman
Pakaian dan Perhiasan
 Adab
 Ucapan Salam
 Lapal-Lapal Kesopanan dan lainnya
 Syair
 Mimpi
 Keutamaan Beberapa Perkara
 Keutamaan Sahabat
 Kebajikan, Silaturahmi Dan Adab Sopan Santun
 Takdir
 Ilmu
 Zikir, Doa, Tobat Dan Istigfar
 Tobat
 Sifat Orang Munafik Dan Hukum Tentang Mereka
 Keadaan Hari Kiamat, Surga Dan Neraka
 Bentuk Kenikmatan Surga Dan Penghuninya
 Cobaan Dan Tanda-Tanda Hari Kiamat
 Zuhud Dan Kelembutan Hati
 Tafsir


Penerbit: Pustaka As-Sunnah
Rp 275.000,-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar